Karakteristik Pendidikan Madrasah Aliyah (MA)
BAB I
PEMBAHASAN
Karakteristik Pendidikan Madrasah Aliyah (MA)
A.
Karakteristik Madrasah
Aliyah
Kurikulum Madrasah Aliyah
memiliki ciri khas dan karakteristik tersendiri, sehingga dalam kontek
kurikulum perlu menampakan karakteritik tersebut. Oleh karena itu perumusan dan pengembangan kurikulum
madrasah Aliyah menjadi suatu hal yang sangat penting. Di satu sisi kurikulum
tersebut harus memiliki relevansi dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sisi lain madrasah Aliyah harus
mencerminkan jati dirinya sebagai satuan pendidikan yang merupakan bagian
integral dari sistem pendidikan nasional. Kerakteristik tersebut dapat dilihat
pada aspek :
1.
Peserta didik (seperti apa inputnya)
Peserta
didik Madrasah Aliyah dalam kedudukannya sebagai siswa, dipandang oleh sebagian
besar ahli psikologi sebagai individu yang berada pada tahap tidak jelas dalam
rangkaian proses perkembangan seseorang. Usia
ini biasanya berkisar antara 13 tahun s/d
21 tahun masa ini sering disebut masa puber dan adolesen, artinya priode
transisi dari masa kanak-kanak menuju ke masa orang dewasa. Masa ini ditandai
dengan : (a) timbulnya sturm und drang dalam hidup kejiwaannya, (b) timbulnya
pikiran yang realistis dan kritis, (c) timbulnya gejala sikap meragukan
terhadap kebenaran agama ( ongeloef ) namun sikap demikian oleh banyak ahli
dianggap sebagai mukadimah bagi timbulnya keimanan yang sebenarnya (geloef),
(d) timbulnya konplik batin dalam menghadapi realitas kehidupan. Konplik
demikian disebabkan oleh perkembangan pikiran sendiri, oleh karena prustasi,
karena etik kesusilaan, (e) merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa, Arifin (1995: 215).
Secara umum meraka (siswa madrasah
Aliyah ) dikategorikan masa remaja, dimana pada masa ini terjadi perubahan-perubahan yang bersifat universal,
seperti : Meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat
perubahan fisik dan psikologis, Perubahan tubuh, minat dan peran yang yang
diharapkan oleh kelompok social untuk dimainkan, menimbulkan masalah baru,
berubahnya minat dan pola prilaku dan nilai-nilai, sebagian besar remaja
bersikaf mendua (ambivalen) terhadap setiap perubahan., Kurikulum Depag (
2004:5). Dari tanda-tanda masa remaja di atas, pada akhirnya akan berdampak
sekaligus mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan: (a) Aspek
kecerdasan (kognitif), yaitu berkaitan dengan kemampuan berfikir, mengingat
sampai mampu memecahkan masalah. Kemampuan kognitif termasuk ( pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. (b) Aspek perasaan
(afektif) yaitu kemampuan yang berhubungan dengan perasaan,emosi, system nilai
dan sikap hati yang menunjukan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
Adapun ruang lingkup aspek ini meliputi, ( pengenalan/penerimaan, pemberian
respon, penghargaan terhadap nilai, pengorganisasian dan pengamalan). (c) Aspek
ketrampilan (psikomotor), yaitu berkaitan dengan ketrampilan motorik
berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi
antara syaraf dan otak. Kemampuan ini termasuk ( meniru, memanipulasi, akurasi
gerak, artikulasi dan naturalisasi atau otonomisasi), Kurikulum Depag (2004:
6)
2. Aspek tujuan
Mempersiapkan
peserta didik untuk berakidah yang kokoh kuat terhadap Allah dan syari’at-Nya,
menyatu di dalam tauhid, berakhlakul karimah, berilmu pengetahuan luas,
berketerampilan tinggi yang tersimpul dalam “bashthotan
fil ‘ilmi wal jismi’ sehingga sanggup siap dan mampu untuk hidup
secara dinamis dilingkungan negara bangsanya dan masyarakat antar bangsa dengan
penuh kesejahteraan dan kebahagiaan duniawi maupun ukhrawi. Dalam mencapai arah
dan tujuan itu, bentuk kurikulum yang diberikan adalah kurikulum pendidikan
Islam secara komprehensif dan modern yang selalu sensitif dan tanggap terhadap
perkembangan zaman. Spesifikasi dan ciri khasnya adalah penguasaan Al-qur’an
secara mendalam, terampil berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa antar bangsa
yang dominan, berpendekatan ilmu pengetahuan,
berketerampilan teknologi dan fisik, berjiwa mandiri, penuh perhatian terhadap
aspek dinamika kelompok dan bangsa, berdisiplin tinggi serta berkesenian yang
memadai.
3. Aspek materi
pelajaran
Mata pelajaran yang diprogramkan
dimadrasah Aliyah ini meliputi aspek spiritual (keagamaan), kemasyarakatan,
budaya, seni dan teknologi. mengajarkan ilmu-ilmu Agama, termasuk di dalamnya
bahasa Arab sebagai alat mutlak untuk membaca kitab-kitab pelajarannya. Karena
itu, semua pelajaran Agama dan bahasa Arab menjadi pelajaran pokok.. Pendidikan madarsah Aliyah termasuk lembaga pendidikan
yang sangat erat kaitannya dengan pendidikan Islam atau pendidikan pesantren.
Oleh karena itu secara umum lembaga pendidikan Islam mempunyai karakteristik (
Langgulung: 1979) sebagai berikut :
· Menonjolnya tujuan agama dan
akhlak
· Maksudnya : baik tujuan,
materi, metode, alat dan tekhnik bercorak agama dan segala yang diajarkan dan
diamalkan dalam lingkungan agama dan akhlak didasarkan pada al-Qur’an dan
as-Sunnah serta peninggalan orang-orang terdahulu yang saleh.
· Bersipat konprehensip
Kurikulum yang betul-betul
mencerminkan, semangat pemikiran yang menyeluruh. Hal ini terlihat dalam
perhatiannya pada pengembangan dan bimbingan peserta didik dilihat dari segi
intelektual, psikologis, sosial dan spiritual.
· Adanya keseimbangan
Apa yang dipelajari, dipahami dan
dikembangkan oleh peserta didik di lembaga madrasah tidak terlepas dari
tuntutan dan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna dari lulusan. Oleh karena
itu kurikulum madarasah tidak hanya muatan yang terkait dengan persoalan
akhirat saja, akan tetapi termasuk persoalan dunia. Sehingga out put yang
dihasilkan nanti tidak saja segi agama yang menonjol akan tetapi ilmu
keduniawianpun dikuasai.
· Kecenderungan pada seni halus, terkait dengan aktivitas pendidikan jasmani,
latihan militer, pengetahuan tekhnik, latihan kejuruan, bahasa asing dan
sebagainya. Sehingga dari segi bakat, perasaan keindahan peserta didik
dikembangkan.
· Penyesuaian kurikulum dengan
kemampuan dan perbedaan peserta didik, tuntutan masyarakat, perubahan yang
ditimbulkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi.
Lebih
jauh Hasan Langgulung (1979) menulis tentang prinsip-prinsip yang manjadi dasar dalam kurikulum pendidikan
Islam yaitu :
· Pertautan yang sempurna dengan
ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama. Oleh karena itu setiap yang berkaitan
dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan, materi metode mengajarcara-cara
perlakukan harus berdasar pada agama dan akhlak Islam.
· Menyeluruh (universal) pada
tujuan dan ruang lingkup materi kurikulum. Terkait dengan pembinaan akidah,
akal, jasmani, perkembangan spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik
termasuk ilmu-ilmu agama,bahasa, kemanusioaan, fisik,praktis, profesional, seni
rupa dan lain-lain.
· Keseimbangan yang relatif
antara dan kandungan atau isi kurikulum.
· Perkaitan dengan bakat, minat
kemampuan dan kebutuhan peserta didik begitu juga dengan alam sekitar fisik dan
sosial dimana peserta didik berinteraksi dengan lingkungan masyarakat.
· Pemeliharaan
perbedaan-perbedaan individual peserta didik, dalam hal minat, bakat, kemampuan
dan kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan di masyarakat.
· Perkembangan dan perubahan.
Artinya kurikulum pendidikan Islam itu, siap untuk manerima dan melakukan suatu
perubahan sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan ilmu dan teknologi.
· Pertautan materi pelajaran
dengan berbagai pengalaman, kebutuhan peserta didik, masyarakat, sesuai dengan
tuntutan jaman.
Apabila
suatu kurikulum dapat dirumuskan atas prinsip-prinsip di atas maka, sudah pasti
sekolah atau madrasah itu akan mampu menghasilkan manusia paripurna yaitu
manusia yang dalam hidupnya selalu didasarkan atas iman dan takwa kepada Allah
sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati, Arifin (2003:87)
Materi pelajaran berorentasi pada
subject-centered sekaligus student-centered. Subject-centered mempertimbangkan
materi (tema dan topik) yang sesuai dengan pendidikan Islam. Tujuan yang ingin
diharapkan adalah dapat memahani anak usia sekolah menengah agar secara
psikologis mampu hidup, belajar, dan tumbuh dewasa sebagaimana yang diharapkan
meskipun dalam suasana yang tidak kondusif sekalipun. Kedewasaan yang
diharapkan yaitu dapat membangun sikap yang menghargai aturan dan norma positif
dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan student-centered mengacu pada
pertimbangan kondisi peserta didik, termasuk bagaimana agar mereka memiliki
minat dan daya tarik untuk mempelajari materi pendidikan Islam yang dituangkan
dalam kurikulum. Student-centered juga menempatkan peserta didik sebagai subjek
yang berpotensi dan mampu berfikir dan bersikap melalui proses pembelajaran
yang interaktif dan demokratis.
4. Aspek struktur
kurikulum Pendidikan Madrasah Aliyah
Dilihat dari segi struktur kurikulum, madrasah Aliyah yang
diterbitkan oleh Departemen Agama dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum
2004 berbeda dengan sekolah umum lainnya. Perbedaanya nampak pada pengembangan
pendidikan agama Islam yang terkait dengan mata pelajaran ; al-Qur’an Hadits,
Aqidah Akhlak, Fiqih dan sejarah Islam. Pada setiap program baik program
bersama, program studi ilmu alam, program studi ilmu social, program studi ilmu
agama Islam, program studi bahasa maupun program keahlian kejurun mata pelajaran tersebut diberikan. Dengan
demikian jumlah jampun di madrasah aliyah ini ada perbedaan dengan tingkat
sekolah menengah umum lainnya.
5. Aspek tuntutan
pendidikan Madrasah Aliyah
Kurikulum pendidikan
madrasah Aliyah ke depan harus lebih menitik beratkan pada pencapaian ilmu keagamaan, pengetahuan dan teknologi yang dijiwai dengan semangat iman dan taqwa. Bentuk
kurikulum yang integrirtid antara agama (iman dan takwa), pengetuhuan dan
teknologi merupakan tuntutan kebutuhan masyarakat dari lulusan pendidikan
madarsah aliyah. Oleh karena itu, pendidikan agama yang sesuai dengan perkembangan peserta
didik dan tuntutan masyarakat, dalam konteks kita sekarang, yang diajarkan
tidak hanya sekadar dogma-dogma ritual yang katakanlah fiqh-oriented, tapi juga
wawasan-wawasan keislaman yang lain, termasuk misalnya wawasan Islam mengenai
kemoderenan, kemajuan ilmu pengetahuan dan kebangsaan. Oleh karena itu pendidikan Islam atau madrasah adalah integrasi keislaman,
keindonesiaan dan kemanusiaan. Kenapa keindonesiaan? Karena kita hidup di Indonesia ,
tidak di tempat lain. Kenapa kemanusiaan? Karena Islam itu rahmatan lil
‘âlamîn; tidak hanya untuk umat Islam, tapi juga untuk umat lain (
Azumadri:2002)
Untuk menjawab tuntutan kebutuhan
akan pendidikan madarasah Aliyah ke depan diperlukan perencanaan program
kurikulum yang didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut
·
Meningkatkan kualitas
hidup anak didik pada tiap jenjang sekolah
·
Menjadikan kehidupan
actual anak kea rah perkembangan dalam suatu kehidupan yang bulat dan
menyeluruh. Ia dapat berkembang kea rah kehidupan masyarakat yang paling baik
·
Mengembangkan aspek
kreatif kehidupan sebagai suatu uji coba atas keberhasilan sekolah, sehingga
anak didik mampu berkembang dalam kemampuannya yang actual untuk aktif
memikirkan hal-hal baru yang baik untuk diamalkan
Dengan melihat beberapa aspek kerakteristik
kurikulum Madrasah Aliya (MA) maka salah satu model kurikulum yang bisa
diterapkan adalah” Transformation model” yang dikembangkan oleh Weinstein and
Fantini (1970) . model ini berpusat kepada kepentingan peserta didik. Adapun
langkah-langkah model ini : (1) mengidentifikasi siswa, (2) mendiagnosis kebutuhan
siswa, (3) meneliti lebih mendalam latar
belakang kebutuhan siswa, (4) mengorganisir ide-ide pembelajaran, (5)
menseleksi materi pelajaran, (6) mengembangkan kemampuan belajar, (7)
menentukan prosedur mengajar, ( 7) menentukan hasil atau melakukan penilaian,
Weinstein & Fantini ( 1970;35).
B. Model
Kurikulum Pendidikan Madrasah Aliyah
Perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni serta budaya
termasuk perubahan globalisasi. Perkembangan dan perubahan yang terjadi
secara terus menerus menuntut adanya perbaikan terutama dalam system pendidikan
termasuk perubahan kurikulum. Hal ini merupakan jawaban
dari tuntutan masyarakat akan hasil pendidikan
Salah satu pengembangan model kurikulum dimadrasah lebih
berorentasi pada kurikulum terintegrasi ( Integrated Curriculum). Kurikulum
teritegrasi sengaja dirancang agar proses pendidikan benar-benar memenuhi
maksud yang dikehendaki, yang meniadakan batas-batas antar mata pelajaran dan
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan pelajaran
yang menyajikan fakta yang tidak
terlepas satu sama lain diharapkan mampu membentuk kepribadian peserta didik
yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya.
Kurikulum teritegrasi yang bercorak ingklusif, humanis dan
scientific diimplementasikan dengan mengikuti pola kurikulum sekolah umum (non
agama) yang telah berlaku pada model madrasah. Jadi belajar agama seimbang
dengan sains. Ada
beberapa pola integrasi yang dikembangkan di madarasah yaitu :
1.
Pola program kecakapan
hidup( Life skill ), atau setara dengan sekolah kejuruan. Madrasah
memfasilitasi peserta didik yangmempunyai minat dan kemampuan tertentu untuk
mengikuti program ketrampilan.
2.
Pola program
penyuluhan dan bimbingan. Dengan program ini peserta didik secara bergiliran di
didik bersama-sama dengan komunitas industri atau membaur dengan masyarakat
penrajin.
3.
Pola sekolah umum dan
pesantren. Dimaksudkan pendidikan agama diberikan sebagai pendidikan non
kurikuler di luar sekolah akan tetapi tetap dilingkungan madrasah. Program ini
sepenuhnya mengitegrasikan sekolah umum dan system pendidikan pesantren
tradisional.
Implementasi kurikulum ini lebih berpusat pada kepentingan
siswa ( student centered ) bersifat life centered ( langsung berhubungan dengan
lingkungan kehidupan) dihadapkan pada situasi yang mengandung problem (problem
posing), memajukan perkembangan social, dan direncanakan bersama antara guru
dan murid. Oleh karena itu mestinya ada pola hubungan yang dialogis dan kritis
serta penguatan yang terintegrasi dalam mata pelajaran yang memungkinkan
pengembangan sikap kritis siswa, seperti sejarah, filsafat dan bahasa.
Diantara bentuk kurikulum terintegrasi adalah kurikulum
berbasis kompetensi Kurikulum ini adalah perpaduan penguasaan pengetahuan,
ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak. Gordon berpendapat bahwa ada 6 hal yang terkait dengan penguasaan
ranah kompetensi yaitu : (1) knowledge ( pengetahuan ), (2) understanding
artinya kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu, (3) skill
artinya kemampuan individu untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya, (4) value artinya suatu standar prilaku yang telah
menyatu secara psikologis pada diri seseorang, (5) attitude artinya perasaan
atau reaksi terhadap suatu ransangan yang datang dari luar,(6) interest artinya
kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.
Atas dasar uraian kompetensi di atas maka kurikulum
berbasis kompetensi ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu
dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.
C. Pola
Pembelajaran Pendidikan Madrasah Aliyah
- Berdasarkan kecapakan hidup (
Life Skill )
Pendidikan kecakapan hidup ini secara umum bertujuan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir dan potensi dirinya agar dapat
memecahkan masalah dalam kehidupannya secara konstruktif, inovatif dan kreatif.
Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan life skill disesuaikan dengan kondisi
siswa dan lingkungannya.
·
Tidak mengubah system
pendidikan yang telah berlaku
·
Tidak harus mengubah
kurikulum tetapi yang diperlukan adalah penyiasatan kurikulum untuk
diorentasikan pada kecakapan hidup
·
Etika sosio religius
bangsa tidak boleh diokorbankan dalam pendidikan life skill,akan tetapi sedapat
mungkin diintegrasikan dalam proses pendidikan
·
Pembelajaran life
skill menggunakan learning to know, learning to do, learning to be, leraning to
life to gether
·
Pelaksanaan pendidikan
life skill di madarasah hendaklah menerapkan manajemen berbasis madrasah.
·
Potensi daerah sekita
madrasah dapat direfleksikan dalam penyelenggaraanya
·
Leaerning to life dan
learning to work dapat dijadikan sebagai dasar pendidikandengan kebutuhan nyata
peserta didik
·
Diarahkan agar peserta
didik menuju hidup sehat dan berkualitas mendapat pengetahuan, wawasan dan
ketrampilan yang luas serta memiliki akses untuk memenuhi standar hidup yang
layak, (Ainurafiq Dawam: 2005).
- Active Learning
- Quantum Teaching
Quantum berarti interaksi yang mengubah enerji menjadi
cahaya. Jadi quantum teaching artinya pengubahan bermacam-macam interaksi yang
ada didalam dan sekitar momen belajar. Sehingga mampu mengubah cara belajar dan
mengarah pada kesuksesan peserta didik. Pada awalnya quantum teaching merupakan
suatu program percepatan dan quantum learning yang menekankan pada perkembangan
ketrampilan akademis dan pribadi. Tujuan quantum teaching ini adalah untuk
mencetak peserta didik memiliki ketrampilan akademis dan ketrampilan hidup.
- Pendidikan Humanistik
Pendidikan humanistic ini
lebih berorentasi kepada pertumbuhan dan perkembangan kreativitas dan
kepribadian peserta didik untuk menjadi individu yang merdeka.
D. Prinsip-prinsip
Pengembangan Kurikulum Madrarah Aliyah
Yaitu :
1.
Peningkatan keimanan
dan ketakwaan
Prinsip ini dijadikan dasar pengembangan
kurikulum madrasah untuk semua bahan kajian yang terkait dengan ilmu
pengetahuan, teknologi dan budaya. Upaya internalisasi nilai-nilai dan ajaran
Islam serta aktualisasinya dalamidupan
sehari-hari merupakan orentasi dari prinsip ini.
2.
Budi pekerti luhur dan
pengahayan nilai-nilai budaya
Prinsip ini adalah upaya
penggalian terhadap budi pekerti luhur dan nilai-nilai budaya yang harus
dipahami dan diamalkan untuk diwujudkan dalam nkehidupan sehari-hari
3.
Keseimbangan etika,
logika, estetika dan kinestetika
Rancangan sebuah
pengalaman belajar di susun dengan mempertimbangkan keseimbngan antara aspek
etika, logika, estetika dan kinestetika
4.Penguatan integritas nasional
Prinsip ini dimksudkan
bagaimana pendidikan dapat menumbuh-kembangkan pemahaman dan perhargaan
terhadap budaya dan peradaban suatu bangsa.
5.Perkembangan pengetahuan dan teknologi imformasi
Prinsip ini sangat terkait dengan upaya
peningkatn kemampuan berfikir dan mengakses, memilih dan menilai suatu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
6.Pengembangan kecakapan hidup
Prinsip ini mengembangkan 4 ketrampilan yang
harus dimiliki oleh setiap peserta didik. 4 keterampilan tersebut adalah;
keterampilan diri ( personal skill), ketererampilan berfikir rasional (thinking
skills), keterampilan akademik ( academis skills), ketrampiln vocasional (
vocational skills)
7.Pilar pendidikan
Pilar pendidikan yang dijadikan prinsip
pengembangan kurikulum di Madrasah Aliyah (MA) ada empat yaitu ; learning to
know (belajar untuk memahami ), learning to do ( belajar untuk berbuat ),
learning to be ( belajar untuk menjadi jati diri ), dan learning to live
together ( belajar untuk hidup dalam kebersamaan ).
E.Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum Madrasah Aliyah
1.
Kesamaan dalam
memperoleh kesempatan menikmati pendidikan terkit dengan perolehan
pengetahuan,sikap dan ketrampilan
2.
Berpusat pada anak
dalam proses pendewasaan sehingga mampu membangun kemauan, pengetahuan dan
pemahamannya. Penyajiannya disesuaikn
dengan tahap-tahap perkembangan peserta didik malalui proses pembelajaran yang
aktif, kritis, kreatif,inovatif,efektif dan menyenangkan.
3.
Pendekatan menyeluruh
dan kemitraan yang dipokuskan pada kebutuhan peserta didik serta upaya
mengitegrasikan berbagai disiplin ilmu serta membangun suatu kemitraan yang
bertanggung jawab, mulai dari peserta didik, guru, sekolah atau madrasah, orang
tua, perguruan tinggi, dunia usaha dan industri dan masyarakat.
4.
Penciptaan situasi
lingkungan yang Islami.
Prinsip pelaksanaan ini dimaksudkan bahwa
lingkungan pendidikan Madrasah Aliyah mencerminkan nuansa kehidupan yang
islami. Nilai-nilai islam diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam kali
ini kami mencoba menympulkan tentang karaktristik kurikuum di madrasah aliyah.Di satu sisi kurikulum tersebut harus memiliki relevansi
dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, sisi lain madrasah Aliyah harus mencerminkan jati dirinya sebagai
satuan pendidikan yang merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
nasional. Kerakteristik tersebut dapat dilihat pada aspek :
o
Peserta didik (seperti
apa inputnya)
o
Aspek tujuan
o
Aspek materi pelajaran
o
Aspek materi pelajaran
o
Aspek struktur
kurikulum Pendidikan Madrasah Aliyah
Dan ada beberapa perinsif pengembangan kurikulum
diantaranya
·
Peningkatan keimanan
dan ketakwaan
·
Budi pekerti luhur dan
pengahayan nilai-nilai budaya
·
Keseimbangan etika,
logika, estetika dan kinestetika
Demikianlah kami telah mencoba mnyimpulkan tentang makalah
yang kami mencoba membuatnya dengan sbaik ungin,apabila dalam makalah kami
kuang jelas dan tidak benar maka kami tunggu kritikan dari teman-teman.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Muzayyin, (2003). Filsafat pendidikan Islam. Bumi Aksara. Jakarta
Dirjen,Kelembagaan
agama islam,(2004). Kerangka dasar dan struktur kurikulum 2004. Jakarta
Dawam
Ainurrafiq,(2005). Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren. Lastafarista
Putra. Jakarta .
Departemen
Agama, (2005 ). Pedoman Integrasi Life Skills Dalam Pembelajaran.
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Jakarta .
0 Response to " Karakteristik Pendidikan Madrasah Aliyah (MA)"
Post a Comment