SDM teknologi informasi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Aspek
SDM merupakan komponen penting dalam bisnis yang berbasis Teknologi Informasi.
Penyiapan SDM merupakan aktivitas yang harus direncanakan dan dijalankan dengan
baik. Bidang Teknologi Informasi memberi prospek pada bangsa Indonesia yang
tengah dilanda krisis ekonomi. Industri lain saat ini ditandai dengan pemogokan
buruh, pemungutan liar, dan gangguan fisik lainnya. Untuk itu bisnis Teknologi
Informasi atau bisnis lain yang didukung oleh Teknologi Informasi perlu
mendapat perhatian yang khusus karena sifatnya yang strategis bagi bangsa Indonesia .
B. Rumusan Masalah
v
Apakah yang di maksud dengan SDM IT ?
v
Apa yang di maksud dengan program diploma IT ?
v
Apa yang di maksud dengan program sarjana IT ?
C. Tujuan Masalah
v
Untuk mengetahui SDM IT
v
Untuk
mengetahui program diploma IT
v
Untuk
mengetahui program sarjana IT
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Teknologi
Informasi
Dua aspek penting dalam pengembangan bisnis yang
berhubungan dengan Teknologi Informasi adalah infrastruktur dan sumber daya
manusia (SDM). Selain kedua aspek tersebut, tentunya masih banyak aspek lain
seperti finansial. Namun, lemahnya infrastruktur dan kelangkaan SDM merupakan
penyebab utama lambannya bisnis IT. Makalah ini akan menitikberatkan pembahasan
pada aspek SDM.
Langkanya SDM IT yang handal merupakan masalah utama di
seluruh dunia. Kelangkaan ini disebabkan meledaknya bisnis yang berbasis IT
(dan khususnya bisnis yang berbasis Internet). Lihat Amerika Serikat yang
terpaksa memberikan visa H1 kepada ratusan ribu orang setiap tahunnya untuk
memenuhi kebutuhuan SDM IT saja. Di Eropa cerita serupa terjadi di Jerman dan
Inggris. Bahkan di Asia terjadi krisis SDM IT di Singapura dan termasuk di Indonesia .
Bagaimana nantinya SDM harus disiapkan di era otonomi daerah di Indonesia
Dalam paper [1] disebutkan bahwa jika program Bandung
High Tech Valley (BHTV) berjalan sesuai dengan rencananya, maka pada tahun 2010
akan dibutuhkan tenaga pekerja di bidang Teknologi Informasi sebanyak 350.000
orang. Darimana tenaga kerja ini diperoleh? Tanpa perencanaan yang baik maka
krisis SDM akan terjadi.
Adanya perdagangan bebas seperti AFTA juga akan
mengancam lahan pekerjaan di Indonesia
apabila SDM kita tidak kita persiapkan. India
dan Cina merupakan dua raksasa yang sanggup menembus Indonesia .
B. Inisiatif Penyiapan SDM IT Indonesia
Beberapa inisiatif di bidang Teknologi Informasi sudah
dilakukan di Indonesia .
Makalah ini akan menyajikan beberapa inisiatif tersebut, khususnya yang
berkaitan dengan pendidikan atau penyiapan SDM. Perlu diingat bahwa SDM yang
dihasilkan ada dua kelompok, yaitu SDM yang terampil menggunakan produk TekInfo
(IT user) dan SDM yang terampil menghasilkan produk TekInfo (IT producer).
1. Program Sekolah 2000
Program Sekolah 2000 merupakan program kerja dari
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Tujuan khusus dari
program ini adalah untuk menjaring sekolah-sekolah seluruh Indonesia dengan Internet.
Siswa Indonesia
harus mulai dikenalkan dengan Internet dari sejak dini. Kemampuan menggunakan
Internet sama pentingnya dengan kemampuan menggunakan telepon. Coba anda
bayangkan apabila ada siswa SMU yang tidak dapat menggunakan telepon. Tentu
anda akan merasa aneh. Tidak lama lagi, hal yang sama akan terjadi juga dengan
e-mail. Perlu diingat bahwa kemampuan menggunakan telepon tidak mengharuskan
seseorang memiliki fasilitas telepon di rumah. Dia dapat menggunakan fasilitas
wartel. Hal yang sama dengan fasilitas e-mail, yaitu siswa tidak harus memiliki
komputer dan modem sendiri untuk mampu menggunakan e-mail. Ada wartel yang dapat digunakan untuk
mengirim dan menerima email. Dengan kata lain, siswa Indonesia tidak gagap teknologi dan
akan memiliki kesempatan yang sama dengan siswa di luar negeri.
·
Kemampuan finansial
sekolah dalam mengadakan fasilitas komputer dan sambungan ke jaringan Internet.
Diskon dari PT Telkom tentunya bisa mengurangi permasalahan ini.
·
Kemampuan mengelola
fasilitas komputer yang berkelanjutan. Perawatan fasilitas membutuhkan biaya
dan SDM yang terampil (yang langka).
2.
Program
SMK-TI
Salah satu cara mengatasi krisis SDM di bidang Teknologi
Informasi adalah dengan menghasilkan SDM di setiap tingkat. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang diharapkan dapat menghasilkan tenaga yang
siap pakai. Hasil pengamatan kami menunjukkan bahwa SMK dapat diarahkan untuk
menempati posisi operator, technical support, help desk, dan web designer.
Untuk itu dibuatkan kurikulum dan program khusus untuk mendidik SMK dalam
bidang Teknologi Informasi.
Saat ini tengah berlangung program khusus SMK-TI untuk
beberapa sekolah di Indonesia .
Pada bulan Januari tahun 2001 akan dilakukan pengujian sertifikasi terhadap
para peserta program ini.
3.
Program
Diploma IT
Satu tingkat di atas lulusan SMK dan SMU adalah
tingkat diploma. Banyak perusahaan menginginkan tenaga kerja level diploma yang
telah memiliki pengalaman kerja.
4.
Program
Sarjana IT
Perguruan tinggi yang menghasilkan sarjana di bidang
Teknologi Informasi sudah banyak. Namun ternyata kualitas lulusannya belum
memadai. Dalam suatu diskusi dengan seorang pelaku bisnis software mengatakan
bahwa umumnya perguruan tinggi di Indonesia umumnya menghasilkan
programmer akan tetapi belum mampu menghasilkan software engineer. Menurut
pengamatannya saat ini hanya ITB dan UI yang mampu menghasilkan software
engineer. Untuk itu perguruan tinggi lain perlu dibina agar dapat menghasilkan
lulusan dengan kualitas software engineer.
Bangsa Indonesia
masih lebih menjunjung gelar dibandingkan kemampuan. Pemikiran seperti ini
harus mulai ditinggalkan. Dalam era sekarang ini kemampuan lebih utama daripada
gelar.
5.
Program
Pasca Sarjana IT
Bidang Teknologi Informasi membutuhkan tenaga yang
memiliki keahlian cukup tinggi. Untuk itu inisiatif jenjang S2 (masters) di
bidang Teknologi Informasi sudah mulai terlihat dilakukan di berbagai perguruan
tinggi. ITB memiliki beberapa program S2 di khusus bidang Teknologi Informasi
dan bidang yang terkait dengan Teknologi Informasi (seperti bidang Multimedia).
Salah satu program yang sedang dikembangan adalah S2 IT di Cikarang bekerjasama
dengan Lippo. Program ini merupakan salah satu langkah kerjasama institusi
pendidikan dengan industri.
6.
Program
Profesional
Program-program yang telah disebut dahulu umumnya
berhubungan dengan institusi pendidikan formal. Akan tetapi jika kita lihat
volume keluaran institusi pendidikan formal, maka kita masih membutuhkan banyak
SDM lagi. Selain itu, bidang IT umumnya tidak membutuhkan gelar melainkan
kemampuan (skill). Untuk itu perlu adanya program pendidikan yang sifatnya profesional
dan terus menerus. Khususnya di bidang IT, kegiatan ini dapat dinaungi di
tempat yang sering disebut sebagai IT Training Center .
7.
Kegiatan
Pendukung
Selain kegiatan atau inisiatif yang langsung terjun ke
bidang pendidikan, ada beberapa inisiatif lain yang mendukung penyiapan SDM.
Beberapa hal tersebut akan dibahas pada bagian di bawah ini.
8.
Standar
Sertifikasi
Untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang perlu
dilakukan pengujian. Hal ini membutuhkan sebuah standar sertifikasi. PPAUMEITB
dan APJII bekerjasama dalam membuat standar sertifikasi bidang IT, khususnya
untuk tenaga kerja yang akan bekerja di Penyedia Jasa Internet (PJI atau
Internet Service Provider). Standar yang khusus untuk jenis industri yang lain
juga perlu dikembangkan.
Kegiatan standarisasi ini masih pada taraf awal dan
masih membutuhkan dukungan dari semua pihak. Standarisasi ini juga akan mencoba
mengadopsi standar yang berlaku di dunia. Standar sertifikasi juga berhubungan
dengan kurikulum. Untuk itu perlu dikembangkan kurikulum yang mendukung standar
sertifikasi tersebut.
C. Fasiltas Pendukung
Upaya penyiapan SDM sebaiknya didukung oleh teknologi
komunikasi dan informasi. Perkembangan Internet memungkinkan seseorang belajar
dari jarak jauh. Konsep pendidikan terbuka dan jarak jauh (distance learning)
dapat diterapkan untuk membina SDM IT.
Adanya Internet juga memungkinkan pengembangan Digital
Library yang dibutuhkan agar siswa atau pelajar dapat mengakses informasi
terbaru. Selain digital library, perpustakaan konvensional masih tetap dibutuhkan.
Toko buku juga sangat dibutuhkan.
Pendekatan Open Source (membuka source code software)
dan Open Content (membuka cara mendistribusi tulisan atau karya lain yang bukan
program komputer) juga perlu diperluas agar mempermudah penyebaran informasi
dan pengetahuan. Pendekatan ini juga tidak melanggar HaKI (Intellectual
Property Right, IPR).
D. Penelitian
Penelitian merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya.
Penelitian membantu meningkatkan kualitas SDM kita. Dalam kaitannya dengan
Teknologi Informasi, saat ini sedang berjalan program RUSNAS (Riset Unggulan
Strategis Nasional) dalam bidang Teknologi Informasi dan Mikroelektronika
(TIMe). Pada tahun ini RUSNAS difokuskan pada tiga topik (produk), yaitu
Wireless Multimedia Internet, Radio Sonde, dan Fress Software Components.
E. Bandung High Tech
Valley
Bandung High Tech Valley (BHTV) merupakan salah satu
inisiatif untuk menciptakan sebuah ecosystem yang kondusif untuk menjalankan
kegiatan bisnis yang “high-tech” Inisiatif lain antara lain Bali Camp, dan Cybercity
(di beberapa tempat yang masing-masing menamakan ciber city). Saat ini
nampaknya belum terdapat synergy diantara inisiatif-inisiatif tersebut. Di masa
yang akan datang akan terjadi kerjasama antar inisiatif tersebut. Pembicaran
sudah dimulai.
BAB III
PENUTUP
Makalah
singkat ini tentunya tidak dapat mendiskusikan semua hal yang berhubungan
dengan penyiapan SDM di era Teknologi Informasi ini. Namun, penulis berharap
bahwa makalah ini dapat memberikan sedikit gambaran mengenai berbagai inisiatif
yang ada di Indonesia
dalam rangka menyiapkan SDM. Kendala lain yang tidak dibahas pada makalah ini
yang ternyata cukup penting adalah penguasaan bahasa Inggris.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Armein Z. R. Langi,
“Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Industri Teknologi Informasi dan
Software di BHTV”, technical report, 2000.
2.
Budi Rahardjo,
“Pengembangan SDM Untuk Industri IT di BHTV”, materi presentasi, 2000.
0 Response to "SDM teknologi informasi"
Post a Comment