TASAWUF DAN TENAGA DALAM





TASAWUF DAN TENAGA DALAM

Dalam masyarakat yang semakinmaju saat ini berkat pendidikan dan ilmu pengetahuan, tenaga dalam ternyata masih di perlukan, malah keperluanya juga meningkat.  Ini terjadi karena tidak semua masalah dapat diatasi dengan ilmu pengetahuan atau akal rasional, dan juga karena tenaga dalam sebagian bersifat rasional.

   Hal itu dapat dilihat dari dfinisi tenaga dalam. Tenaga dalam adalah tenaga yang murni terdapat dalam cadangan energi tubuh manusia besarnya dapat di ukur. Demikian Dicki zainal Arifin, Seorang tenaga dalam dari bandung.

   Menurutilmu faal manusia memiliki unsur kimia tubuh yang di sebut idenosin triphosfat (ATP) yang dapat berubah menjadi energi melalui peroses metabolisme tubuh. Energi tang di hasilkan oleh ATP sangat besar dan dapat kekuatan yang luar biasa  kalau berada dalam kondisi kejiwaan tertentu.

   Sebagai gambaran tentang besarnya kekuatan energi tubuh manusia ialah bahwa keperluan manusi sehari-hari  baru memanfaatkan 2,5 persen dari keseluruhan energi yang tersimpan dalam tubuhnya. Sisanya 97,5 persen masih tersimpan sebagai cadangan enrgi. Bila cadangan energi dimanfaatkan inilah yang di sebut tenaga dalam.

   Kalau cadangan energi bisa di bangkitkan sampai 20 persen saja manusia akan memiliki kekuatan yang luar biasa.Misalnya IQnya alan sangat hebat, ketangkasan dan kecepatan bergerak menjadi sangat dasyat, bisa menghancurkan benda-benda keras, kekebalan tubuh meningkat puluhan kali lipa, peroses penyembuhan luka sangat cepat, dapat membantu penyembuhan berbagai penyakit, baik pada diri sendiri maupun orang laen.

Tenaga dalam kadag-kadang juaga di sebut tenaga perana dan tenaga metafisik. Tetapi sebenarnya ada persamaan dan perbedaan antara tenaga dalam dan tenaga metafisik.

Persamaannya ialah bahwa kedua jenis tenaga itu tidak tampak. Yang tampak adalah aplikasinya dalam kenyataan. Sedang perbedaanya ada beberapa,  yaitu tenag dalam berbentuk getran-aetaran rasa dingin atau panas sesuai orang itu berlatih . Latihan dilakukan dari bagian perut untuk selanjutnya diarah kan ke anggota badan yang dikehendaki, seperti kaki, tangan dan kepala.

Sedang pada tenaga metafisik tidak ada getran rasa dingin atau panas di tubuh. Tetpi bila dirasakan dengan tangan, tepisan halus atau tenaga halus iyu datang dari luar, tidak dari dalam tubuh.
Kemudian tenaga dalam dibangkitkanmelalui sistem pernapasan yang terarah, tidak melalui mantra, wirid, puasa dan semacamnya. Sedang tenaga metafisik didapat memalui mantra, amalan, diisi oleh ahlinya atau menyerap sendiri energi alam.[1]

Lalu pada tenaga dalam untuk mementalkan lawan atau melakukan pukulan jarak jauh ada angain pukulan berhembus, sehingga lawan atau benda-benda lain jatuh atau hancur oleh angain pukulan it. Sedang pada tenaga metafisik dalam melakukan pukulan jarak jauh tidak ada angian pukulan, tetapi lawan tiba-tiba jatuh atau benda menjadi obyek serangan tiba-tiba hancur. Sedang tenaga metafisik juga dapat menghancurkan benda kerasan, tetapi dengan bantuan jin, bacaan tertentu atau dengan tahnik pemadatan energi.

Kemudian pada tenaga dalam untuk melakukan pertahanan jarak jauh penyerang akan terpental tanpa penyerang itu harus emosional lebih dahulu. Pada tenaga metafisika dalam melakukan pertahanan jarak jauh penyerang harus emosional lebih dahulu, tetapi menggunakan bantuan jin, biasanya ada bacaan tertentu untuk itu.

Lalu pada tenaga dalamm tidak ada gerakan bawah sadar, yaitu gerakan tangan dan kaki yang  digerakan oleh energi yang dibangkitkan pada waktu latihan. Sedang pada tenaga metafisika ada gerakan bawah sadar dengan istilah kepekaan, jurus sambatan, dan sebagainya.

Akhirnya, pada tenaga dalam tidak ada pentangan, sebab tenaga dalam adalah energi yang bangkitkan dari cadangan  energi tubuh melalui latihan. Sedang pada tenaga metafisika ada syang memiliki pantangan ada juga yang tidak.

Dengan demikian, ada persamaan dan perbedaaan antara tenaga dalam dan tenaga metafisika, tetapsi dalam pergaulan sehari-hari kedua jenis tenaga itu sering disamakan, karena sama-sama merupakan tenaga yang tersembunyi pada diri manusia. Karena itu, kalau ada orang menyebut tenaga dalam mungkin maksudsnya benar-benar tenaga  dalam  dan mungkin juga tenaga metafisika.
Tenaga metafisika sendiri ada tiga macam, yaitu:

1.      Tenaga metafisika hitam murni atau disebut ilmu hitam, yaitu tenaga matafisika yang dapat  dengan  cara yang sesat. Misalnya harus minum darah bayi yang baru  lahir, harus makan otak manusia sebulan sekali sampai ilmunya sempurna,, harus bertapa berbulann-bulan, dan lain-lainnya.

2.      Tenaga metafisika hitam, tetapi berselubung putih, yaitu tennaga metafisika yang diperoleh melalui jalan yang kelihatannya baik, tetapi menjurus ke arah bid’ah dan syirik. tenaga semacam ini mengunakan mantra-mantra keagamaan atau syarat-syarat yang besipat ritual, seperti puasa.

3.      Tenaga metafisika golongan putih, yaitu jenis tenaga metafisika yang diturunkan langsung oleh Allah kepada hambanya yang dikehendaki tanpa perantara jin atau syarat-syarat tertentu. Kalau tenaga metafisik semacam ini di turunkan kepada nabi dan rasul di sebut mu’jizat, kalau di turunkan kepada nabi disebut karomah, dan kalau di turunkan kepada orang biasa di sebut ma’unah. Ada pula menyebut tenaga ini dengan ilmu laduni.[2]

Dengan demikian, wali potensial memiliki karomah, yaitu kekuatan luar biasa yang tidak bisa dimiliki oleh orang biasa. Orang dapat menjadi wali setelah memperaktekan ajaran tasawuf secara intensif dalam waktu yang lama.[3]

Karena itu, sufi atau orang yang menempuh jalan sufi bisa memiliki tenaga metafisik untuk berbagai keperluan hidup sehari-hari, seperti penyembuhan penyakit, ingin naik pangkat, banyak rizki, dapat jodoh, dan lain-lain.
Selain itu dalam Al-Qur’an ada ayat-ayat yang bermanfaat untuk penyembuhan penyakit, mempermudah urusan, seperti bisnis, pekerjaan, mencegah niat jahat orang lain, dan sebagainya.

Ayat-ayat Al-Qur’an semacam itu biasanya di kuasai oleh sufi, karena mereka terbiiasa membaca Al-Qur’an sebagai dari wirid. Zikir dan doa. Ini sebabnya sufi atau ulama tasawuf sering didatangi oleh banyak orang untuk berbagai keperluan, seperti pekerjaan, naik pangkat, sembuh dari penyakit, dan laen-laen.
Mengenai sufi yang mempunyai tenaga metafisik pernah digambarkan oleh Katherine Ewimg, seorang pengamat tasawuf, dia menceritakan:

“Karena kekuatan pir (sufi) yang luar biasa ia dianggap tidak perlu melakukan interaksi panjang dengan para pengikutnya. Para pengujung menceritakan keterangan ringkas mengenai persoalan yang ia hadapi. Cerita mereka biasanya itu-itu saja, seperti halnya respons pir. Ketika mengamati seorang pir, saya banyak mendengar orang mengutarakan keluhan-keluhan mereka, entah itu masalah penyakit, kemandulan, pekerjaan atau takut gagal menghadapi ujian.”

“Keluhan ini dalam kacamata kami (barat) dapat berupa fisik atau mental, keduanya seperti fenomenalogis tidak bisa di pisahkan.Sang pasien hanya menyebutkan anggota badan atau ranah kehidupan tempa keluhan itu terpusat. Namun karena kepercaan mereka terhadap kekuatan pir para pengunjung itu tidak merasa perlu untuk mengutarakan persoalan mereke secara tepat. Pir akan masuk ke jantung persoalan tanpa mamedulikan hal yang mereka utarakan.”

Ada juga sufi tidak bertanya mengenai keperluan tamunya dan enggan berkomunikasi dengan tamunya yang membawa keluhan itu.Tamunya pun tidak keberatan atas keperluan seperti ini dan menganggap bahwa sufi itu sudah tahu keluhan dan keperluanny.Karena sufi berkat ibadah dan zikirnya memiliki kejernihan hati dan penglihatan yang tajam, sehingga mengetahui keluhan dan keperluan setiap tamu yang datang.

Jelaslah bahwa tasawuf itu bila diperaktikan secara intensif setiap hari akan mendatangkan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup duniawi. Kekutan ini di sebut metafisik golongan putih atau tenaga dalam yang benar tidak merususak iman, tetapi malah dapat memperkuat iman kepada Allah. Karena tenaga ini diperoleh ketika berusaha mendekatkan diri kepada Allah.

Haal itu membuktikan bahwa tasawuf memiliki dampak positif bagi kehidupan melalui metafisik / tenaga dalam yang bermanfaat untuk keperluan hidup duniawi. Tenaga ini tidak hanya berguna untuk umat islam, tetapi siapa saja yang memiliki keluhan dan keperluan, termasuk orang-orang nonmuslim.Ini merupakan salah satu bukti bahwa islam itu rahmat bagi seluruh alam.[4]







[1] Problematika dalam tasawuf, 2000: 212
[2] Problematika dalam tasawuf, 2000: 213
[3] Problematika dalam tasawuf, 2000:214
[4] Problematika dalam tasawuf, 2000: 215

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TASAWUF DAN TENAGA DALAM"

Post a Comment