PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL



MOBILITAS SOSIAL

Mobilitas sosial adalah perpindahan status seseorang atau sekelompok orang dari posisi yang satu ke posisi yang lain. Dilihat dari pergerakannya, terdapat dua bentuk mobilitas sosial yaitu mobilias vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda.

Dalam mobilitas vertikal terjadi perpindahan status yang tidak sederajat, yaitu bergerak naik maupun turun dari strata satu ke strata yang lain. Sedangkan mobilitas horizontal adalah perpindahan status seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan yang sama. Mobilitas horizontal sosial sangat diperlukan untuk penyegaran, peningkatan daya hasil dan daya guna sehingga peranannya dapat lebih efektif dan efisien. Mobilitas sosial horizontal bisa terjadi secara sukarela, tetapi bisa pula terjadi karena terpaksa. Mobilitas sosial horizontal memiliki dua bentuk, yaitu mobilitas antarwilayah dan mobilitas antargenerasi.

Sedangkan faktor pendorong mobilitas sosial adalah faktor struktural, faktor individu, status sosial, keadaan ekonomi, situasi politik, dan faktor penghambat mobilitas sosial adalah kemiskinan, diskriminasi kelas, perbedaan ras dan agama, perbedaan jenis kelamin (gender), pengaruh sosialisasi yang sangat kuat serta perbedaan kepentingan. Untuk saluran mobilitas itu sendiri ada angkatan bersenjata, pendidikan, organisasi politik, lembaga keagamaan, organisasi ekonomi, organisasi profesi, perkawinan dan organisasi keolahragaan.

Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal. Mobilitas sosial yang terjadi dapat berupa social climbing ataupun social sinking. Hal ini terjadi karena dalam masyarakat yang berstratifikasi sosial terbuka komunikasi antaranggota masyarakat dari berbagai strata bersifat lebih terbuka serta proses komunikasi dan perubahan berjalan lebih lancar, misalnya pada masyarkat modern dan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi seorang kepala negara asalkan memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.

Sedangakan mobilitas pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam, mereka lebih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Contoh lain adalah masyarakat yang menganut sisitem kasta. Mudah tidaknya seseorang melakukan mobilitas vertiakal salah satunya ditentukan oleh kekakuan dan keluwesan struktur sosial dimana orang itu hidup.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL"

Post a Comment