PENGERTIAN HADITS MAUDHU



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Hadits Maudhu
Adapun pengertian hadis maudhu’ menurut istilah para muhaditsin adalah:


Sesuatu yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW secara mengada-ada dan dusta, yang tidak beliau sabdakan, beliau kerjakan ataupun beliau taqrirkan.

Dan pengertian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa hadis maudhu’ adalah segala sesuatu yg disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik perbuatan, perkataan maupun taqrir-nya, secara rekaan atau dusta semata-mata. Dalam penggunaan masyarakat Islam, hadis maudhu’ disebut juga dengan hadis palsu.

B.     Sejarah Munculnya Hadis Maudhu’
Masuknya secara massal penganut agama lain ke dalam Islam, yangmerupakan akibat dan keberhasilan dakwah Islamiyah ke seluruh pelosok dunia, secara tidak langsung menjadi factor munculnya hadits-hadits palsu. Kita tidak bisa menafikan bahwa masuknya mereka ke Islam, di samping ada yang benar-benar ikhlas tertarik dengan ajaran Islam yang dibawa oleh para da’i, ada juga segolongan mereka yang menganut agama Islam hanya karena terpaksa tunduk pada kekuasaan Islam pada waktu itu. Golongan ini kita kenal dengan kaum munafik.

C.    Faktor-faktor penyebab munculnya hadis maudhu’
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan hadis maudhu’ ini muncul antara lain sebagai benikut.

1.      Pertentangan Politik dalam Soal Pemilihan Khalifah
Pertentangan di antara umat Islam timbul setelah terjadinya pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan oleh para pemberontak dan kekhalifahan digantikan oleh Au bi Abi Thalib. Umat Islam pada masa itu terpecah-belah menjadi beberapa golongan, seperti golongan yang ingin menuntut bela terhadap kematian khalifah Utsman dan golongan yang mendukung kekhalifahan Sayyidina Au (Syi’ah). Setelah Perang Siffin, muncul pula beberapa golongan lainnya, seperti Khawanij dan golongan pendukung Muawiyyah (w. 60 H).
Di antara golongan-golongan tersebut, untuk mendukung golongannya masing-masing, mereka membuat hadis palsu. Yang pertama dan yang paling banyak membuat hadis maudhu’ adalah dan golongan Syi’ah dan Rafidhah. Orang-orang Syi’ah membuat hadis maudhu’ tentang keutamaan-keutamaan ‘Au dan Ahli Bait. Di samping itu, mereka, membuat hadis maudhu’ dengan maksud mencela dan menjelekjelekkan Abu Bakar r.a. dan ‘Umar r.a.1
Di antara hadis yang dbuat oleh golongan Syi’ah adalah,



Barang siapa yang ingin melihat Adam tentang ketinggian ilmunya, ingin melihat Nuh tentang ketakwaannya, ingin melihat Ibrahim tentang kebaikan hatinya, ingin melihat Musa tentang kehebatannya, ingin melihat Isa tentang ibadahnya, hendaklah ia melihat Ali.


Apabila kamu melihat Muawiyyah atas mimbarku, bunuhlah dia. .

2.      Adanya Kesengajaan dan Pihak Lain untuk Merusak Ajaran Islam
Golongan ini adalah terdiri dan golongan Zindiq, Yahudi, Majusi, dan Nashrani yang sentiasa menyimpan dendam terhadap agama Islam. Mereka tidak mampu untuk melawan kekuatan Islam secara terbuka maka mereka mengambil jalan yang buruk ini. Mereka menciptakan sejumlah besar hadis maudhu’ dengan tujuan merusak ajaran Islam.
Di antara hadis maudhu’ yang diciptakan oleh orang-orang zindiq tersebut, adalah,
 


Tuhan kami turun dan langit pada sore hari, di Arafah dengan berkendaraan unta kelabu, sambil berjabatan tangan dengan orang-orang yang berkendaraan dan memeluk orang-orang yang sedang berjalan.

3.      Mempertahankan Madzhab dalam Masalah Fiqh dan asalah Kalam
Para pengikut mazhab fiqih dan pengikut ulama kalam, yang bodoh dan dangkal ilmu agamanya, membuat pula hadis-hadis palsu untuk menguatkan paham pendirian imamnya. Mereka yang fanatik terhadap mazhab Abu Hanifah yang menganggap tidak sah shalat mengangkat kedua tangan di kala shalat, membuat hadis maudhu’ sebagai berikut
Barang siapa mengangkat kedua tangannya di dalam shalat, tidak sah shalatnya.

4. Membangkitkan Gairah Beribadah untuk Mendekatkan Din kepada Allah
Mereka membuat hadis-hadis palsu dengan tujuan menarik orang untuk lebih mendekatkan din kepada Allah, melalui amalanamalan yang mereka ciptakan, a.tau dorongan-dorongan untuk meningkatkan amal, melalui hadis tarhib wa targhib (anjuran-anjuran untuk meninggalkan yang tidak baik dan untuk mengerjakan yang dipandangnya baik), dengan cara berlebth-lebthan.3°
Seperti hadis-hadis yang dibuat Nuh ibn Abi Maryam tentang keutamaan Al-Quran. Ketika ditanya alasannya melakukan hal seperti itu, ia menjawab, “Saya dapati manusia telah berpaling dan membaca Al-Quran maka saya membuat hadis-hadis mi untuk menarik minat umat kembali kepada Al-Quran.”3’
5. Menjilat Para Penguasa untuk Mencari Kedudukan atau Hadiah
Ulama-ulama su’ membuat hadis palsu mi untuk membenarkan perbuatan-perbuatan para penguasa sehingga dan perbuatannya tersebut, mereka mendapat pah dengan diberi kedudukan atau harta.
Seperti kisah Ghiyats bin Ibrahim An-Nakha’i yang datang kepada Amirul Mukminim Al-Mahdi, yang sedang bermain merpati. Lalu, ia menyebut hadis dengan sanadnya secara berturut-turut sampai kepada Nabi SAW., bahwasanya beliau bersabda,

Tidak ada perlombaan, kecuali dalam anak panah, ketangkasan, menunggang kuda, atau burung yang bersayap.

D.    Tanda-Tanda Maudlu
Tidak mudah orang dapat membedakan-bedakan hadits-hadits yang diada-adakan atau dipaslukan orang  oleh ahli Hadits yang luas pengetahuannya tentang ilmu Hadits, cukup muthala’ahnya, tajam otaknya, kuat fahamnya serta mempunyai malakah’ yang kuat.
Tetapi sungguhpun begitu, diunjukkan oleh mereka beberapa tanda, yang dengan tanda-tanda itu, di beberapa jurusan, dapat ditetapkan bahwa sesuatu Hadits itu Maudlu’. Di antara tanda-tanda atau alamat-alamatnya itu, adalah sebagai berikut:
1.      Haditsnya mengandung susunan yang kacau (tidak karuan), yang mana tidak mungkin disabdakan Nabi seperti itu.
2.      Haditsnya mengandung omongan yang patut mendapat ejekan.
3.      Isinya bertentangan dengan ketetapan Agama yang kuat dan terang.
4.      Ada beberapa penyaksian yang sah yang menunjukkan atas kepalsuannya.
5.      Haditsnya nyata-nyata bertentangan dengan Qur’an.
6.      Isinya berlawanan dengan keutamaan.
7.      Haditsnya bertentangan dengan hal iman (kepercayaan).
8.      Ada perhubungan yang menunjukkan akan kepalsuannya.
9.      Isinya terang-terang berlawanan dengan akal.
10.  Lafazh Haditsnya lemah dan tidak baik yang ditolak oleh tabi’at dan tidak sedap didengar.
11.  Pengakuan yang dapat diterirna dan si pemalsu bahwa dialah yang mengada-adakan Hadits itu.
12.  Hadits yang didustakan oleh keyakinan kita.
















Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PENGERTIAN HADITS MAUDHU"

Post a Comment