Mahasiswa di tengah Hari-hari Besar Islam dan Nasional



Mahasiswa di tengah Hari-hari Besar Islam dan Nasional
Oleh
Imun Muntaha Hilmi*

Seperti kita ketahui bersama bahwasanya mahasiswa merupakan kaum intelektual yang mampu merubah segala apapun yang dia inginkan, dengan lebel mahasiswa tersebut, dia mampu bergerak ke segala arah. Mahasiswa cenderung responsif terhadap segala kegiatan apapun baik di lingkungan intra kampus maupun ekstra kampus.

Dalam momentum sekarang yang banyak dipenuhi agenda peringatan hari-hari besar islam dan nasional, sudah seharusnya sebagai seorang mahasiswa bersikap responsif terhadap kegiatan tersebut yang merupakan bagian dari sebagian pelatihan emosional mereka dan rasa tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa yang konon katanya menyandang predikat “agent of cange”.

Namun apa yang terjadi sekarang di kampus IAIN kita tercinta? Dikala semua aktivis kampus baik dari oganisasi ekstra maupun intra kampus berlomba-lomba mengadakan peringatan hari-hari besar islam dan nasional tersebut cenerung kurang ditanggapi/respon oleh “kaum intelektual” itu sendiri yang biasa disebut mahasiswa.
Penulis ambil sebuah contoh yang paling kongkrit adalah ketika seluruh UKM dan HMJ di kampus mengadakan beberapa kegiatan seperti peringatan hari sumpah pemuda, hari HIV/AIDS, dan yang paling ahir dalam waktu dekat ini adalah peringatan tahun baru islam 1432 H.

Sikap apatis mahasiswa yang bisa dibilang “tidak peduli” atau apa namanya merupakan pergeseran nilai kaum intelektual/mahasiswa. Padahal dengan responsif terhadap peringatan hari-hari besar dan islam tersebut secara tidak langsung membawa dampak positif bagi kalangan mahasiswa .


Sebagai studi kasusnya pada saat sebuah organisasi (penulis enggan menyebutkan namanya), kemarin-kemarin mengadakan pelatihan dalam rangka refleksi sumpah pemuda yang diadakan di kampus kita hanya diikuti oleh segelintir mahasiswa, padahal itu adalah salah satu moment baik untuk menunjukan eksistensi mahasiswa itu sendiri. Bukan hanya kegiatan pelatihan-pelatihan, kegiatan-kegitan yang lain pun seperti seminar, bedah buku, yang notabene kegiatan ilmiah ditanggapi apatis oleh sebagian mahasiswa. Ada apa sebenarnya yang menjadi alasan atau faktor yang menyebabkan mahasiswa apatis terhadap kegiatan-kegiatan seperti itu? Penulis memberikan beberapa alasan dalam hal ini terkait mahasiwa yang bisa dibilang apatis trhadap kegiatan organisasi kampus :
1.        Kurang sadarnya mahasiswa betapa pentingnya kegiatan tersebut

2.       Acara-acara seperti seminar, bedah buku, pelatihan dianggap oleh sebagian kalangan mahasiwa selalu membosankan yang notabene bukan sebuah acara hiburan
3.       Kegiatan-kegiatan itu cenderung bersamaan dengan proses belajar mengajar, menyebabkan sebagian mahasiswa menjadi “takut” terhadap nilai mereka
4.      Adanya perbedaan kepentingan
Beberapa alasan diatas adalah sebagian kecil yang penulis ungkapkan, mungkin Masih banyak lagi alasan-alasan yang ada di benak masing-masing individu mahasiwa.
Ini adalah PR kita bersama untuk dicari bagaimana solusinya sehingga mahasiswa menjadi “kiyeng”terhadap kegiatan tersebut dan responsif terhadap kegiatan-kegiatan organisasi kampus.
Ini adalah sebuah kritik bagi semua mahasiswa dan penulis sendiri untuk melakukan perubahan atau setidaknya menjadi agresif pada kegiatan-kegiatan organisasi kampus

* Penulis adalah Mahasiswa Semester V Jurusan IPS Aktifis HIMASOS Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan menjabat sebagai ketua umum Himpunan Mahasiswa Sosial (HIMASOS) Masa Bhakti 2010-2011




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mahasiswa di tengah Hari-hari Besar Islam dan Nasional"

Post a Comment