PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada bab ini menerangkan bagaimana desain dalam menyusun proposal PTK yang
biasanya digunakan oleh peneliti para guru Sekarang sudah diterapkan oleh
mahasiswa,dengan itu pada kesempatan kali ini sangat menarik ketika meneliti
proposal PTK karna banyak hal yang kita perhatikan dalam membikin proiposal PTK
ini,karna memiliki beberapa desain dalam merangkai ptk kali ini,pada kesempatan
kali ini penulis memberikan penerangan tentang desain-desain proposal PTK yang
nanti akan di kerjakan oleh mahasiswa untuk memenuhi persyaratan SI.biasanya
mahasiswa banyak kesulitan dalam membuat proposal,apalagi sekarang mahasiswa
harus serba tahu bagaimana membikin proposal yang baik dan proposal yang
berbeda-beda dari proposal kualitatif,kuantitatif dan PTK sekarang yang sedang
di perhatikan oleh lembaga kampus IAIN syekhnurjati Cirebon.
B. Rumusan Masalah
Pemakalah mencoba merumuskan masalah pada pembahasan kali ini rumusan
masalahnya adalah
- Apa yang dimaksud dengan PTK?
- Bagaimana desain-desain dalam menyusun proposal
PTK?
- Jenis proposal PTK itu seperti apakah?
- Kepada siapa proposal PTK di laporkan?
C.Tujuan Masalah
·
Untuk memahami proposal PTK
itu sendiri.
·
Agar mengetahusi desain apa
yang akan dilakukan untuk membuat proposal PTK.
·
Agar mengetahui jenis proposal
PTK itu sendiri.
·
Untuk memahami prosedur
pembentukan proposal PTK.
BAB II
PEMBAHASAN
- Desain
Penelitian Tindakan Kelas
Penerapan desain atau model – model
PTK seperti yang telah banyak dikemukakan dapat dilakukan untuk semua mata pelajaran,
terutama mata pelajaran yang di dalamnya terdapat praktek. Untuk itu mata
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, bahasa Inggris, Biologi, dan sebagainya
juga dapat menerapkan salah satu desain. Apakah akan
diterapkan tersebut model John Elliot, model Kemmis & McTaggart, model
Hopkins ataupun model yang lainnya? Hal ini bergantung kepada permasalahan yang
dihadapi praktisi di lapangan ataupun bergantung pada pemahaman dan kemampuan
para praktisi di lapangan terhadap suatu model PTK atau dalam menerapkan salah
satu model PTK.
Yang perlu mendapatkan perhatian
dalam kaitannya dengan diterapkan suatu model PTK ialah bahwa terdapat langkah
– langkah yang seharusnya diikuti oleh peneliti/guru, yaitu: 1) ide awal, 2)
prasurvei/temuan awal, 3) diagnose, 4) perencanaan, 5) Implementasi tindakan,
6) Observasi, 7) Refleksi, 8) Laporan, 9) Kepada Siapa Hasil PTK dilaporkan.
1.Ide Awal
Seseorang yang berkehendak
melaksanakan suatu penelitian baik yang berupa penelitian positivisme,
naturalistic, analisis isi maupun PTK pasti diawali dengan gagasan – gagasan
atau ide – ide, dan gagasan itu dimungkinkan yang dapat dikerjakan atau
dilaksanakannya. Pada umumnya ide awal yang menggayut di PTK ialah terdapatnya
suatu permasalahan yang berlangsung di dalam suatu kelas. Ide awal tersebut di
antaranya berupa suatu upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan
tersebut dengan penerapan PTK itu peneliti mau berbuat apa demi suatu perubahan
dan perbaikan.
2.Prasurvei
Prasurvei dimaksudkan untuk
mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan
diteliti. Bagi pengajar yang bermaksud melakukan penelitian di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya tidak perlu melakukan prasurvei karena berdasarkan
pengalamannya selama dia di depan kelas sudah secara cermat dan pasti
mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik yang berkaitan dengan
kemajuan siswa, sarana pengajaran maupun sikap siswanya. Dengan demikian para
guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya sudah akan mengetahui kondisi
kelas yang sebenarnya.
3.Diagnosis
Diagnosis dilakukan oleh peneliti
yang tidak terbiasa mengajar di suatu kelas yang dijadikan sasaran penelitian.
Peneliti dari luar lingkungan kelas/sekolah perlu melakukan diagnose atau
dugaan – dugaan sementara mengenai timbulnya suatu permasalahan yang muncul di
dalam satu kelas. Dengan diperolehnya hasil diagnosis, peneliti PTK akan dapat
menentukan berbagai hal, misalnya strategi pengajaran, media pengajaran, dan
materi pengajaran yang tepat dalam kaitannya dengan implementasinya PTK.
4.Perencanaan
Di dalam penentuan perencanaan dapat
dipisahkan menjadi dua, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus.
Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan
aspek yang terkait PTK. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk
menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karenanya dalam perencanaan
khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang (replanning). Hal – hal yang
direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran,
dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih hamper sama dengan
apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar – mengajar.
5.Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan pad prinsipnya
merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Strategi apa yang digunakan, materi apa yang di ajarkan atau dibahas dan
sebagainya.
6.Pengamatan
Pengamatan, observasi atau
monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator, yang memang
diberi tugas untuk hal itu. Pada saat memonitoring pengamat haruslah mencatat
semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya mengenai
kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau
pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan
sebagainya.
7.Refleksi
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan
istilah refleksi ialah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau
partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini
dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah
yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan
sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi
ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning)selanjutnya ditentukan.
8.Penyusunan Laporan
Laporan hasil penelitian PTK seperti
halnya jenis penelitian yang lain, yaitu disusun sesudah kerja penelitian di
lapangan berakhir.
9.Kepada siapa hasil PTK Dilaporkan
Sebenarnya , PTK lebih bersifat
individual. Artinya bahwa tujuan utama bagi PTK adalah self-improvement melalui
self-evaluation dan self reflection, yang pada akhirnya bermuara pada
peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa. Dengan demikian hasil
pelaksanaan PTK yang berupa terjadinya inovasi pembelajaran akan dilaporkan
kepada diri si peneliti (Guru) sendiri). Guru perlu mengarsipkan langkah –
langkah dan teknik pembelajaran yang dikembangkan melalui aktivitas PTK demi
perbaikan proses pembelajaran yang dia lakukan di masa yang akan dating. Namun
demikian, hasil PTK yang dilaksanakan tidak tertutup kemungkinan untuk diikuti
oleh guru lain atau teman sejawat. Oleh karena itu guna melengkapi predikat
guru sebagai ilmuwan sejati, guru perlu juga menuliskan pengalaman melaksanakan
PTK tersebut ke dalam suatu karya tulis ilmiah. Karya tulis tersebut, yang
selama ini belum merupakan kebiasaan bagi para guru, sebenarnya masyarakat
pengguna lain.
Dengan melaporkan hasil PTK tersebut kepada masyarakat (teman
sejawat, pemerhati/pengamat pendidikan, dan para pakar pendidikan lainnya) guru
akan memperoleh nilai tambah yaitu suatu bentuk pertanggungjawaban dan
kebanggaan akademis/ilmiah sebagai seorang ilmuwan hasil kerja guru akan
merupakan amal jariah yang sangat membantu teman sejawatnya dan siswa secara
khusus. Melalui laporan kepada masyarakat, ptk yang pada awalnya dilaksanakan
dalam skala kecil yaitu di ruang kelas, akan memberi sumbangsih yang cukup
signifikan terhadap peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa.
- Desain
dan Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
kemampuan
rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki
kondisi-kondisi di mana praktek-praktek tersebut dilakukan (Soedarsono, 2001:
2).
Suharsimi mengatakan bahwa penelitian tidakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, 2007:3).
Suharsimi mengatakan bahwa penelitian tidakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, 2007:3).
Menurut
Mulyasa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian untuk
mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan cara melakukan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif. Kolaboratif adalah adanya kolaborasi antara
berbagai disiplin ilmu, keahlian dan profesi dalam memecahkan masalah, sedang
partisipatif adalah dilibatkannya melaksanakan kegiatan, dan melakukan
penelitian akhir. Sedangkan
menurut Ebbutt dalam R.Wiriaatmadja menuturkan bahwa penelitian tindakan kelas
adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek penelitian
oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan reflektif mereka mengenai hasil tindakan-tindakan tersebut
(Wiriatmadja, 2005: 12).
Untuk
melakukan tindakan kelas, peneliti melakukan sebuah tindakan yang diamati
secara terus menerus dilihat dari plus minusnya, kemudian pengubahan kontrol
sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tapat (Suharsimi,
2002: 2). Berikut ini
beberpa hal yang perlu dipahami tentang penelitian tindakan kelas: PTK adalah
suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke
arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran.
1. PTK
adalah partisipatori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan untuk meningkatkan
praktiknya sendiri.
2. PTK
dikembangkan melalui suatu self-reflective spiral; spiral of cycles of
planning, acting, observing, reflecting, the re-planning.
3. PTK
adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung untuk mengkaji
praktis pembelajaran dan mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan.
4. PTK
menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berpartisipasi dan kolaborasi dalam
seluruh tahapan PTK.
5. PTK
adalah proses belajar yang sistematis, dalam proses tersebut menggunakan
kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan tindakan.
6. PTK
dilakukan orang untuk membangun teori tentang praktek mereka (guru).
7. PTK
memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktik untuk mengkaji secara sistematis
bukti yang menantangnya.
8. PTK
memungkinkan kita untuk memberikan rasional justifikasi tentang pekerjaan kita
terhadap orang lain membuat orang menjadi kritis dalam analisis (Suharsimi,
2002: 105).
Penelitian tindakan kelas merupakan pembuktian apakah suatu teori belajar mengajar yang diterap di kelas baik atau tidak dan sekiranya cocok dengan kondisi kelas, peneliti mengadaptasi teori yang ada untuk ke proses atau produk pembelajaran yang lebih efektif optimal dan fungsional (Sudikin, 2002: 15).
Penelitian tindakan kelas merupakan pembuktian apakah suatu teori belajar mengajar yang diterap di kelas baik atau tidak dan sekiranya cocok dengan kondisi kelas, peneliti mengadaptasi teori yang ada untuk ke proses atau produk pembelajaran yang lebih efektif optimal dan fungsional (Sudikin, 2002: 15).
Tujuan dari
penelitin tindakan kelas adalah untuk memperbaiki, meningkatkan dan mengadakan
perubahan kearah yang lebih baik sebagai upaya pemecahan masalah, serta
menentukan modul dan prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap upaya
pemecahan masalah yang mirip atau sama, dengan melakukan modifikasi dan
penyesuaian seperlunya dalam kegiatan pembelajaran untuk mengatasi kesulitan
dalam pembelajaran (Soedarsono, 2001: 5).
Secara
singkat, menurut Mulyasa penelitian tindakan kelas memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya:
1.
Situasional, praktis, secara langsung dalam situasi nyata dalam dunia kerja.
2.
Memberikan kerangka yang teratur kepada pemecahan masalah, action research juga
bersifat empiris dalam hal mengadakan observasi nyata dan perilaku.
3. Fleksibel
dan adaptif, memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dari pembaharuan
di tempat kejadian.
4.
Partisipasi, dimana peneliti atau anggota penelitian sendiri ambil bagian
secara langsung maupun tidak langsung dengan pelaksanaan penelitiannya bersama
khalayak sasaran.
5. Self-
Evaluatif, adalah modifikasi secara kontinue dievaluasi dalam situasi yang ada,
di mana tujuan akhirnya untuk meningkatkan praktek dalam acara tertentu bersama
khalayak sasaran.
6. Dalam hal
temuan penelitian memiliki validitas eksternal yang lemah.
7.
Penelitian dan pengambilan keputusan selalu dikelompok secara desentralisasi
dan diregulasi.
8.
Kooperatif dan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atas aksi antara
peneliti, praktisi dan khalayak sasaran.
9. Action
research, mengembangkan pemberdayaan, dokumentasi, keadilan, kebebasan dan
kesempatan partisipatif.
10.
Menerapkan teori dalam skala kecil (terbatas).
11. Mengutamakan
pendekatan tindakan.
12.
Mengembangkan suatu model, baik sebagian maupun menyeluruh.
Dalam
penelitian tindakan kelas desain panel terdiri dari langkah-langkah yaitu
perencanaan atau planning tindakan atau acting, pengamatan atau observing dan
refleksi atau reflecting (Suharsimi, 2002: 85). Terdapat beberapa desain penelitian tindakan kelas, salah satu di antaranya
paling sering digunakan oleh para peneliti model ini adalah model siklus. Model
ini menurut Kemmis dan taggart yang terdiri dari empat komponenyang meliputi
yaitu:
1. Rencana. Rencana adalah tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan mutu atau perbaikan perilaku dan sikap sebagai solusi.
2. Tindakan.
Tindakan apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan,
peningkatan atau perbaikan yang diinginkan.
3.
Observasi. Observasi adalah mengamati atau hasil atau dampak dari tindakan yang
dilakukan atau dikenakan terhadap siswa.
4. Refleksi.
Refleksi adalah peneliti mengkaji, melihat dan memperhitungkan atas hasil
refleksi ini peneliti bersama-sama guru dapat melalakukan revisi perbaikan
terhadap rencana awal (Soedarsono, 2001: 16)
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan.
Pada bab kali ini penulis
mencoba menyimpulkan apa yang sudah dipaparka di atas bahwasanya proposal PTK
itu sangat penting di pelajari karna proposal kali ini sangat sedik menyulitkan
bagi penulis,dengan itu maka dalam menyusun proposal PTK kita harus mengetahui
desain-desainya diantaranya yang pertama adalah Yang perlu
mendapatkan perhatian dalam kaitannya dengan diterapkan suatu model PTK ialah
bahwa terdapat langkah – langkah yang seharusnya diikuti oleh peneliti/guru,
yaitu: 1) ide awal, 2) prasurvei/temuan awal, 3) diagnose, 4) perencanaan, 5)
Implementasi tindakan, 6) Observasi, 7) Refleksi, 8) Laporan, 9) Kepada Siapa
Hasil PTK dilaporkan.
Menurut Mulyasa penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat
praktis dengan cara melakukan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto,
Suharsini. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
2. Arikunto,
Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
3. Dimyati.
1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
4. Lie, A.
2002. Cooperative Learning. Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang
Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
5. Noornia,
A. 1997. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD pada Pengajaran Persen di
Kelas IV SD Islam Ma’arif 02 Singosari. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang:
Program Pasca Sarjana
6. Sardiman,
A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Persada
0 Response to "PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK"
Post a Comment